Pak Bhabin Kami di Desa Hutan Panjang Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis

Oje,-Pulau Rupat merupakan bagian wilayah Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, salah satu desa di Kecamatan Rupat Utara bernama Desa Hutan Panjang dengan mayoritas masyarakat yang mendiami desa itu suku Akit, suku ini masih mempertahankan budaya dan tradisi adat istiadat turun temurun warisan nenek moyang masyarakat suku akit,konon suku akit merupakan suku asli di Pulau tersebut.

Masyarakat suku Akit di Desa Hutan Panjang, dalam kehidupan sehari-hari kental dengan tradisi dan ritual peninggalan leluhur mereka, biasanya acara adat dan ritual dipimpin tokoh adat suku Akit,masyarakat menghormati dan patuh terhadap petuah petuah tokoh adat.

Bang Irham yang bertugas sebagai Babinkamtibmas di Desa Hutan Panjang yang akrab disapa masyarakat dengan panggilan Bang Irham, beliau senantiasa hadir disetiap kegistan kemasyarakatan termasuk dalam acara adat istiadat suku Akit Berkunjung dan berbincang bersama masyarakat menjadi aktivitas keseharian Bang Irham.

Desa Hutan Panjang di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, masyarakat desa masih sangat kental dengan nuansa budaya dan adat istiadat suku Akit, di tengah kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai adat istiadat tersebut, sosok anggota Polri yang dikenal warga dengan sapaan Pak Bhabin Irham, sosok ini sangat dekat dengan mereka dan beliau ini juga seorang Bhabinkamtibmas yang berdedikasi tinggi.

Pak Irham bukan hanya sekadar menjalankan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, namun juga aktif terlibat dalam setiap aktivitas desa. Mulai dari kegiatan resmi pemerintahan desa, pembangunan infrastruktur, hingga acara adat suku Akit, beliau selalu hadir, menyatu, dan menyapa warga dengan ramah.

Kehadirannya memberi warna baru bagi hubungan antara aparat keamanan dengan masyarakat adat. Ia tidak hanya menjadi pengayom dalam bidang keamanan, tetapi juga menjadi sahabat masyarakat dan pemuda desa. Dalam program-program kepemudaan, beliau sering menjadi pembina atau motivator. Dibidang pembangunan desa, Pak Irham turut memberi masukan dan membantu memediasi antara warga dan pemerintahan desa.

Salah satu tokoh adat menyampaikan, “Pak Bhabin Irham itu bukan hanya polisi, tapi sudah seperti anak kampung sini. Kami sangat menghormati beliau karena selalu hadir, sopan, dan menghargai adat kami.”ucapnya.

Melalui pendekatan yang humanis dan kebersamaan yang dibangun dengan tulus, Pak Irham menjadi contoh nyata sinergi antara aparat negara dan masyarakat adat, yang bisa dijadikan inspirasi bagi wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Cerita Naratif: “Pak Irham dan Harmoni di Hutan Panjang”

Pagi di Desa Hutan Panjang diawali dengan embun yang masih menyelimuti tanah dan suara alam yang tenang. Di sebuah rumah panggung kayu, Pak Irham mengenakan seragamnya. Tapi bukan seragam yang membuat warga menghormatinya, melainkan senyum ramah dan langkah ringan yang selalu hadir dalam kegiatan warga.

Desa ini bukan desa biasa. Di sini, adat adalah napas kehidupan. Suku Akit yang tinggal di Hutan Panjang masih menjalani tradisi nenek moyang dengan khidmat. Ritual adat, pertemuan balai kampung, hingga pengobatan tradisional masih dijalankan dengan penuh penghormatan.

Pak Irham sudah paham benar akan hal itu. Ia tak hanya menjadi petugas keamanan, tapi juga sahabat bagi para tokoh adat. Saat ada acara adat, Pak Irham duduk bersila bersama warga, mendengar petuah tetua adat, dan ikut menjaga ketertiban jalannya ritual. Ia tak pernah memaksakan pendekatan hukum formal, tapi justru menghargai kearifan lokal yang telah mengatur masyarakat secara turun temurun.

Di sisi lain, pembangunan di Desa Hutan Panjang terus berjalan. Jalan tanah yang dulunya becek kini mulai diperkeras. Gedung posyandu berdiri kokoh. Pemuda-pemudi desa mulai aktif membuat kelompok seni dan olahraga. Dan di setiap langkah perubahan itu, Pak Irham ada di sana—mendampingi, memberi semangat, dan memastikan suasana tetap kondusif.

Anak-anak pun mengenalnya bukan sebagai “polisi,” tetapi sebagai “Pak Bhabin yang suka main bola.” Ia sering terlihat bermain bola sore bersama remaja kampung di lapangan terbuka. Bahkan saat malam tiba dan ada warga yang butuh bantuan, ia tak ragu mendatangi rumah-rumah warga dengan santun.

Pak Irham bukan hanya menjaga keamanan desa, ia menjaga kepercayaan dan hati masyarakat. Di tengah adat yang dijunjung tinggi dan perubahan yang mulai berjalan, Pak Irham adalah jembatan harmoni.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *