Ratusan Hektar Wilayah Terdepan NKRI Amblas,Dir.ASM Siap Jika Tim Identivikasi Pusat Turun

Ojenews.com Bengkalis Riau,-Diperkirakan ratusan hektar lahan perkebunan sawit dan lahan pertanian nenas maupun lahan kosong yang termasuk areal pengelolaan PT.Agoro Sari Mas ( ASM) serta milik masyarakat yang berhadapan langsung dengan selat malaka batas antara indonesia dan kerajaan Malaysia amblas,(11/ 12/2022).

Bencana tersebut terjadi tepat nya di areal Desa Simpang Ayam Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bemgkalis Provinsi Ria.

Kepala Desa Simpang Ayam Mujiono saat konfirmasi terkait perihal tersebut oleh sejumlah media di lokasi kejadian menjelaskan bahwa penyebab terjadi nya longsor diduga kuat oleh akibat kanal-kanal yang di bangun perusahan sawit yang beroprasi didesa mereka.

Menurut Kades Mujiono lahan yang terjadi longsor merupakan lahan gambut dengan kedalaman diperkirakan 4 hingga 7 meter, sementara kanal- kanal yang di bangun oleh perusahan tidak menembus ke laut sebelah utara ketika banjir terjadi kanal- kanal tidak mampun mehan tekanan air sementara lahan gambut tanah nya cukup labil, apa lagi Pulau Bengkalis sebelah utara adalah pulau hendapan ditambah hantaman ombak selat malaka,” sebutnya

Tim Kabupaten bergerak cepat turun langsung kelokasi longsor, namun setelah beberapa jam tim dari kabupaten berada dilokasi barulah direktur lapangan PT.Agro Sari Mas Irawan datang ke lokasi kejadian setelah dihubungi Kades Simpang Ayam.

Ketika diminta tanggapanya oleh media ini seputaran penyebab longsor yang disebut-sebut oleh kepala Desa Simpang Ayam diduga kuat akibat kanal- kanal yang dibuat oleh perusahan, Irawan dengan tegas membantah nya, ia berkilah itu tidak benar, karena menurut nya kanal- kanal mereka ada aliran pembuangan air ke bagian barat. Bahkan mengatakan penyebabnya semata-mata oleh abrasi pantai akibat ombak selat malaka,”ujar Irawan.

Lebih lanjut menanggapi usulan agar bagaimana bisa terbentuknya tim dari berbagai lembaga maupun instansi dari pemerintah pusat agar dapat mengidentifikasi pokok persoalan sehingga terjadinya longsor yang menggerus bagian bagian wilayah terdepan Indonesia yang termasuk dalam areal pengelolaan PT.ASM, Irawan mengatakan mereka sepakat agar penyebab terjadi longsor bisa jelas.

“Kita setuju jika tim dibentuk agar jelas penyebab longsornya,”kata Irawan.

Atas kejadian longsor yang disebut masuk dalam areal PT.ASM dan kesedian direktur oprasional lapangan PT.ASM untuk usulan pembentukan tim identifikasi penyebab longsor, Ketua LSM IPMPL ( solihin) mendorong sekalian agar tim yang di usul bisa mengungkap secara tuntas dan transfaran hal- hal yang berkaitan dengan PT.ASM mulai dari awal persoalan perolehan lahan, mengenai pendanaan pengolahan lahan dengan masyaakat yang tergabung dalam Koperasi Miskom Sejati maupun keseluruhan lahan yang ada.

Karena menurut solihin kalau ia tidak keliru berdasar kan Kepres No 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, bahwa kriterial kawasan lindung salah satu nya adalah ketebalan gambut yang melebihi dari tiga meter tidak bisa di bebani hak izin, sedangkan di tempat kejadian longsor diperkira gambut nya mencapai kurang lebih 4 hingga 7 meter kedalamanya.

” Nah ini kan yang perlu di gali akar persolannya, supaya jelas dan tuntas” ungkap aktivis tersebut.

Menurut sumber dari sejumlah masyarakat sekitar yang di himpun oleh Media ini, diperkirakan terdapat ratusan kanal- kanal yang di buat oleh pihak perusahan disekitar arel pengelolaanya, yang mana boleh dikatakan semua areal tersebut merupakan lahan gambut dengan kedalaman melebihi tiga meter.

Selain persoalan lahan menurut sumber tersebut mengatakan, masyarakat sejak mulai penanaman sawit hingga pohon sawit yang di kelola oleh PT.ASM diperkirakan tidak lama lagi sawit tersebut ingin masuk masa revlating, masyarakat yang tergabung dalam Koperasi Miskom Sejati masih juga di dibebani hutang pembangunan dan pemeliharan kebun.Tak tanggung- tanggung hutang setiap masyarakat disebut sumber tersebut persetiap hektar lahan di perkira mencapai hingga sembilan puluh juta lebih.

Lebih lanjut perolehan pembiayan atas hutang, disebut-sebut menggunakan uang dari sejumlah perbankan.

Bahkan ironis nya menurut sumber, diduga pinjaman uang ke perbankan, masyarakat selaku dibitor atau yang punya lahan tidak mengetahuinya, yang menanda tangan hanya ketua-ketua kelompok bersama koprasi,”Ungkap sumber masyarakat yang terhimpun.

Jika memang dengan terjadi nya longsor ini diusulkan untuk terbentuk tim identivikasi yang telah terjadi, sejumlah masyarakat berharap agar kewewenangan tim bisa menelusuri persolan yang terjadi sejak pengarapan lahan, pendanaan, pembuatan kanal, hingga longsor terjadi,” harap masyarakat kepada pemerintah pusat, sebelum semuanya tinggal kenangan.(tim Media).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *