Ojenews.com, Pekanbaru, Riau–
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UR bekerja sama dengan Institute for Strategic and Depelopment Studies (ISDS) membahas kondisi mayarakat adat yang termarjinalkan di Provinsi Riau.
Dialog tersebut dilakukan seiring terjadinya pemanasan global akibat perubahan iklim, dan masyarakat adat berperan penting dalam menjaga kelestarian hutan sebagaimana selama ini dilakukan mereka.
Ketua Panitia pelakana, Drs. Zaili Rusli, M. Si, mengatakan, dialog ini juga dilaksankan mengingat banyanya hasil penelitian tentang masyarakat adat termarjinalkan.
Dirut ISDS, Amiruddin, mengatakan, pemberdayaan masyarakat adat yang termarjinalkan dalam adaptasi perubahan iklim di Riau perlu di bicarakan dan mendapatkan perhatian serius.
Perlu diingat, dengan berkurangnya hutan menjadi salah satu penyumbang terjadinya pemanasan.
“Dialog ini diharapkan bisa tingkatkan partisipai mayarakat adat. Selama ini masyarakat adat menyumbang dalam menjaga kearifan lokal,” ungkapnya.
Melalui dialog yang diselenggarakan dapat merumuskan dan hasilkan rumusan pelstarian hutan yang bisa meningkatkan pekonomian masyarakat.
“Dari itu sangat serius sekali perkuat sektor regulasi dan pengawasan,” tegasnya.
Rektor UR, Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA, yang membuka secara resmi dialog mengatakan, melalui dialog berharap lahir ide cemerlang dalam merumuskan kebijkan dan keputsan terhadap pemberdayaan masyarakat adat yang termarjinalkan.
Perubahan iklim bersumber dari berbagai fenomena. Dari itu tumbuh kembali kearifan lokal, hingga pemberdayaan mayarakat dapat dijadikan instrumen penyelamatan iklim, ungkapnya. (AA)