Menyikapi Kata Idola dan Fanatisme

Olahraga sepakbola boleh dikatakan sebagai salah satu cabang olahraga yang paling banyak pengemarnya,dan tak heran banyak kejuaraan sepakbola yang dilaksanakan dalam berbagai kelompok usia di dunia.

Bagi pengemar olahraga Sepakbola biasanya memiliki pemain idola dan selalu ditonton pada saat pemain idola tersebut bertanding untuk melihat keterampilan dan kelincahan dalam mengolah si kulit bundar dilapangan.

Begitulah kalau pengemar sepakbola ada yang memiliki pemain idola dan malahan ada juga yang panatik terhadap klub dimana pemain idola bergabung, memang mungkin begitulah pisykologis seseorang kalau memiliki tokoh yang di idolakan dan panatik atas pilihan tersebut.

Kadang-kadang mengidolakan senantiasa diikuti dengan fanatikme yang terkesan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lainnya,dalam arti kalau memiliki sesuatu yang di idolakan cendrung akan fanatik terhadap hal tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kata Idola merupakan kata nomina atau kata benda. Kata idola artinya ; orang,gambar,patung dan sebagainya yang menjadi pujaan”

Jika dilihat dari arti kata Idola mengambarkan adanya suatu sikap dan pandangan yang menjadikan panutan dan dipuja yang mungkin saja dianggap memiliki kelebihan dan keistimewaan dari pada kain, namun kadang-kadang ada pula yang menyikapi berlebihan dan fanatisme yang berlebihan terhadap hal tersebut.

Sementara itu menurut Robles (2013) “Fanatisme digambarkan sebagai ketaatan yang penuh semangat dan tidak bersyarat terhadap sesuatu objek,sebab antusiasme terhadap objek tertentu dengan keras kepala,tidak pandang bulu atau kekerasan,fanatisme melebihi rasionalitas,ia mencapai tingkat ekstrem sampai titik pembenaran”

Dari pandangan tersebut diatas memberikan gambaran bahwa fanatisme merupakan sesuatu hal yang disikapi dengan penuh semangat,antusias serta sukarela sebagai bentuk ketertarikan namun hendaklah dihindari terlalu berlebihan dalam menyikapinya.

Mengidolakan sesuatu merupakan sesuatu yang wajah dan boleh-boleh saja,namun fanatisme yang terlalu berlebihan kadang-kadang memberikan dampak dalam tata pergaulan nantinya.

Penulis:Drs.Sofyan,M.Si Dosen Tetap STIE Mahaputra Riau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *