Oleh: Ade Putra Sanjaya
Dalam sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengalami 11 fase, tercatat dalam buku sejarah bahwa fase ke XI adalah fase kebangkitan kembali. Setelah beberapa tahun kemudian sampai saat ini rasanya kita sudah memasuki fase ke XII yaitu fase kemunduran.
Jika dahulu kita konsisten dalam keislaman dan keindonesiaan ikut berperan aktif untuk mengawal jalannya pemerintahan menumbangkan tirani, tapi sekarang itu hanyalah cerita kebanggaan belaka, kader HMI sekarang lebih suka berfoto ria mengekor pejabat negara, seperti kerbau dicucuk hidungnya mengikut majikannya demi kelancaran proposal belaka menggadaikan idealismenya, menyamarkan independensi organisatoris.
Kader HMI sekarang lebih gila jabatan, dimana yang masih LK 1 Menjadi pengurus Cabang, yang masih mengembang amanah Ketum Komisariat menjadi pengurus Cabang tanpa di RAK terlebih dahulu, yang di Badko merangkap sebagai pengurus PB.
Padahal jelas dalam konstitusi bahwa kita tidak boleh merangkap jabatan di luar organisasi lain, apalagi didalam tubuh organisasi yang sama.
Penyakit organisasi yang seperti ini harus dimusnahkan dalam tubuh HMI, karena kebiasaan yang dilakukan terus menerus akan menjadi sebuah tradisi baru.
Jika tradisi ini sudah mendarah daging, maka sangat sulit untuk diatasi, sebelum itu terjadi lebih baik ketum PB mengambil sikap yang tegas atas inkonstitusional yang dilakukan oleh oknum-Oknum tak beretika ini, sepertinya mereka harus di LK 1 kembali agar memahami konstitusi dan mission dengan baik.