
Penulis: Edyrohul
Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau merupakan jeneralisasi wajah Riau secara keseluruhan, dan untuk itu sudah selayaknya pula pemerintah Provinsi Riau dengan Pemerintah Kota Pekanbaru saling membahu dalam mewujutkan kota ini sebagai kota yang nyaman dan aman dalam berlalu lintas.
Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat.Fungsi utama dan jalan raya sebagai prasarana untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,cepat dan ekonomis.Bersamaan dengan meningkatnya arus jumlah masyarakat dan barang serta berkembangnya Kota Pekanbaru yang merupakan kota perdagangan dan budaya,tentu meningkat pula kebutuhan akan jasa transportasi.
Akan tetapi dalam kenyataannya pertumbuhan kendaraan tidak diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, sehingga arus pergerakan kendaraan yang terjadi tidak terdukung secara optimal baik segi kwantitas maupun kwalitas. Ini terbukti masih seringnya terjadi kemacetan arus lalu lintas pada jalan jalan tertentu yang ada terutama pada jam-jam sibuk, karena jalan-jalan tidak mampu lagi menampung arus lalu lintas yang ada.
Belakangan ini Kota Pekanbaru telah pula dilanda kemacetan.Kondisi ini acapkali kita rasakan saat melintasi Jalan Jenderal Sudirman depan Purna MTQ.Persimpangan depan purna MTQ itu merupakan titik temu kendaraan dari segala arah yang terpusat di kawasan Purna MTQ sehingga volume lalu lintas sangat tinggi.
Berdasarkan faktor penyebab yang ada, tentu kita bertanya, apakah ada cara mengatasi kemacetan tentu saja ada. Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan pada persimpangan depan Purna MTQ tersebut adalah dengan menerapkan sistem lalu lintas “Round-About”, sistem ini merupakan salah satu tipe persimpangan di jalan dimana pergerakan traffic terus mengalir mengelilingi pulau berbentuk lingkaran di tengah (bundaran),dengan memberikan prioritas jalan pada sirkulasi kendaraan yang sedang melewati lingkaran. Dengan demikian zona tersebut akan terbebas dari kemacetan.
Bundaran ini nantinya selain dapat mengatasi kemacetan juga sekaligus dapat menjadi aikone Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru khususnya. Keberadaan bundaran Purna MTQ ini nantinya akan mampu membangkitkan kembali nama besar dan kemegahan Purna MTQ yang pernah ada.
Pada bundaran Purna MTQ ini nanti dapat ditempatkan kembali patung Tepak Sirih yang dulu pernah dipasang di bundaran depan Mal SKA.Namun sebaiknya bundaran yang akan dibangun itu nanti hendaklah setara dengan bundaran HI yang ada di Jakarta.
Mengingat akan fungsi ganda Bundaran Purna MTQ itu hendaknya dibangun dengan disain dan disesuaikan dengan budaya Melayu yang selalu ramah dan terbuka menerima tamu dari mana saja yang berkunjung di negeri Lancangkuning ini.