Ojenews.com Pekanbaru Riau.
Negeri Smart City Madani-Provinsi Riau pada bulan Februari 2019 mengalami deflasi sebesar 0.34% dengan deflasi tahun kalender sebesar 0,40 persen dan Inflasi Year on Year Februari 2019 terhadap Februari 2018 sebesar 1,74 persen angka ini searah dengan nasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Aden Gultom mengatakan deplasi di Riau penyebabnya adalah cabe merah, daging ayam ras, bawang merah jeruk kentang dan bensin. Dikatakan Aden jika Riau mengalami deflasi secara terus menerus maka daya beli masyarakat terus melelmah dan harga dipasaran terus menurun, kondisi ini akan tidak baik terhdap pertumbuhan ekonomi Riau.
Dikatakan juga bahwa dari tiga daerah yang berpengaruh besar di Provinsi Riau semuanya mengalami deflasi, yakni kota Pekanbaru sebesar 0,32 persen, Kota Dumai sebesar 0,32 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,56 persen.
“Riau mengalami 2 kali berturut turut mengalami deflasi yakni januari dan februari. Jika hal ini terjadi terus menerus dan daya beli masyarakat terus melelmah dan harga dipasaran terus menurun, kondisi ini akan tidak baik terhdap pertumbuhan ekonomi Riau,”kat Aden,Jumat (1/3/2019).
Sementara untuk deflasi tertinggi di Sumatra yaitu di Tanjung Pandang sebesar 0,82 persen sementara untu deplasi terrendah yaitu Kota Metro Lampung sebesar 0,04 persen.
Kepala BPS Riau Aden Gultom ini juga menjelaskan bahwa deflasi Riau bulan Februari 2019 terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,71 persen dan kelompok pengeluaran transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen. Sisi lain lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen kelempok kedua makanan jadi, dan diikuti minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen.(dy)