Ojenews.com.Rohul.Riau.
Negeri Seribu Suluk-Praktek mata kuliah Penjas Adaptif, sebanyak 23 orang mahasiswa semester 5 Prodi pendidikan Jasmani dan kesehatan FKIP Universitas Pasir Penngaraian dibimbing oleh dosen pembimbing Penjas Adaptif, Muarif Arhas Putra,M.Pd kunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) Pasir Pengaraian. Kamis, 23 November 2017.
Kunjungan ke Sekolah Luar Biasa ini memang menjadi suatu materi dari dosen MK Penjas Adaptif, Muarif Arhas Putra,M.Pd dengan pembahasan Adaptif Anak Berkebutuhan Khusus.
Kegiatan ini tak hanya sekedar kunjungan, melainkan juga dipergunakan sebagai sarana penelitian mahasiswa semester 5 prodi pendidikan kesehatan dan jasmani. Mereka bagaimna cara menghadapi anak2 berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus atau ABK merupakan kelompok anak dengan kondisi fisik dan psikologis yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada banyak sekali kondisi yang bisa dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus, mulai dari anak dengan masalah belajar, telat membaca, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, ADHD, dan banyak lagi masalah anak-anak berkebutuhan khusus yang harus diperhatikan oleh setiap orang, termasuk anda yang mungkin pernah atau sering bertemu dengan anak berkebutuhan khusus. Penting untuk mengetahui cara menghadapi anak berkebutuhan khusus secara benar.
Ridho Fadly, Selaku ketua angkatan semester 5FKIP pendidikan Jasmani dan kesehatan menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. Dirinya mengaku melalui praktek turun lapangan seper ini Ridho dan rekan-rekan mahasiswa lebih faham dan mengerti.
Pertemuan dengan ABK di SLB ini sudah 3 kali dilakukan, hal itu dikarenakan mereka ingin mencari dan menyerap data yang akurat. Alhasil,mereka dapat menyimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian, motivasi dan juga bimbingan yang lebih intens dan juga lebih besar dibandingkan anak-anak biasa. Penerimaan di lingkungan sosial, seperti misalnya keluarga sangat penting dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus. Tanpa adanya penerimaan dan juga dukungan sosial, dapat dipastikan anak berkebutuhan khusus tidak akan mampu mencapai potensinya dengan baik dan optimal. Kedekatan emosional juga merupakan salah satu hal penting yang harus ada untuk menghadapi anak berkebutuhan khusus.
Selaku mahasiswa dan ketua angkatan, ridho sudah menyaksikan bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus yang sekolah di SLB, beliau merasa jiwanya terusik, merasa kasihan dengan adik-adik yang mereka kunjungi. Beliau menyampaikan pesan moralnya yang menyatakan bahwa, “Pesan moral yang dapat disampaikan pada hari ini adalah jangan pernah anak2 atau saudara kita yang berkubutuhan khusus di pandang sebelah mata,mari kita rangkul mereka,mari kita wujudkan tidak ada yang tak bersekolah,karna semua nya wajib merasakan pendidikan di sekolah” Jelas Ridho kepada awak media.
Kepala sekolah SLB Pasir Pengaraian saat memberi arahannya menyatakan bahwa “Jika melihat adek,anak kaponakan,atau kaum dan saudara kita yang berkebutuhan khusus tersebut,untuk masuk dan merasakan pendidikan secara gratsi Dan asalkan anak tersebut mau datang dan pulang” tutupnya. (ina)