Kacang lupa dengan Kulitnya

Oleh:Drs.Sofyan,M.Si Dosen Tetap STIE Mahaputra Riau

Perjalanan waktu dalam menempuh kehidupan tentunya berbagai pengalaman telah banyak dilalui dan dirasakan, baik itu pengalaman manis,pahit,gagal dan sukses menjadi catatan memori yang tersimpan rapi diingatan kita.

Suatu hal yang wajar dan menjadi harapan setiap orang tentunya ingin meraih kesuksesan, dan dalam merealisasikannya tidak lepas dari peran berbagai pihak yang memberi andilnya. Untuk itu rasanya mensyukuri apa yang dicapai sangat penting dengan selalu mengingat jasa dari teman,sahabat, keluarga,handai taulan yang senantiasa memberikan dukungan kepada kita.

Kesuksesan yang dirasakan dan dinikmati saat ini, hendaknya jangan lupa sejarah kita dulunya, namun realitanya banyak terjadi sehingga ada ungkapan ” Kacang lupa dengan Kulitnya”

Ungkapan ini dapat dimaknai bahwa keberhasilan dan kesuksesan akan dapat membuat orang akan sombong, angkuh dan tidak peduli dengan orang lain maupun lingkungannya.

Sementara kesuksesan yang diraih dan dinikmati saat ini,kalau kita menyadarinya pada hakekatnya dapat dikatakan hanyalah amanah atau titipan sementara saja, apalagi bilamana kurang terampil menggelola dan mengendalikan yang telah diraih, tak heran sering kita lihat dan dengar ,misalnya orang kaya jatuh miskin, orang berkuasa hilang kekuasaannya. Hal ini menunjukan bahwa kesuksesan bukan sesuatu yang abadi.

Untuk itu diperlukan suatu sikap bijak dengan selalu mensyukuri apa yang telah diraih dan hindari ungkapan “Kacang lupa dengan Kulitnya” jangan sampai ada dalam diri kita.

Kadang-kadang ada pertanyaan bagaimana menghindari ungkapan tersebut jangan melekat dalam diri orang telah sukses, mungkin dapat dilakukan dengan tetap menjalin silaturahmi,saling berbagi,saling membantu bila ada yang memerlukan.sementara itu kedepankan sopan santun,ramah dengan sesama, sebagai suatu kepribadian yang terpuji, sehingga memberi berkah dan saling mendoakan satu sama lainnya.

Semoga jangan sampai ungkapan “Kacang lupa dengan kulitnya ada dalam diri kita, dengan tetap mengingat kontribusi yang pernah diberikan berbagai pihak selama ini…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *