Ojenews.com Pekanbaru Riau
Negeri Smart City Madani-Berdasarkan data yang diperoleh BPS Riau Pada Desember 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau turun sebesar 0,22 persen atau 92,70 dibanding NTP pada November 2018 sebesar 92,90. Kondisi ini disebabkan adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,16 persen yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,38 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Riau (BPS) Riau Ir Aden Gultom dalam presrilis yang digelar pada Jumaat (01/02/2019) menjelaskan, NTP pada bulan Desember 2018 sebesar 92,70 dapat diartikan bahwa petani secara umum mengalami defisit. Defisit ini terutama terjadi pada petani subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR =86,89), subsektor peternakan (NTPT= 95,62) dan subsektor hortikultura (NTPH=99,55). Sementara itu, subsektor yang mengalami surplus antara lain: subsektor perikanan (NTNP=113,84) dan subsektor tanaman pangan (NTPP=103,26).
“Penurunan NTP di Riau Desember 2018 terdapat pada kisaran 4 subsektor, terutama pada subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 1,13 persen, diikuti penurunan NTP subsektor perikanan sebesar 0,89 persen, NTP subsektor hortikultura turun sebesar 0,40 persen dan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,08 persen,” jelas Aden Gultom.
Masih keterangan Aden Gultom, sementara itu dikatannya bahwa pada subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,60 persen. Untuk diketahui, NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.
“Semakin tinggi Nilai Tukar Petani (NTP) berarti dapat dikatagorikan kemampuan daya beli atau (term of trade) petani lebih baik dan tingkat kehidupan petani lebih baik,” ujarnya.(dy)