Ojenews.com Bengkalis Riau,- Dalam kunjungan kerjanya ke Bengkalis pada Kamis (2/10/2025), Kapolda Riau Irjen Pol Dr. Herry Heryawan mengunjungi lahan percontohan budidaya pohon Geronggang di Jalan Poros Sungai Alam-Selatbaru, Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.
Demonstration Plot (Demplot) atau lahan percontohan budidaya Geronggang dengan nama latin Cratoxylon arborescens, itu dikembangkan oleh Koperasi Produsen Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan yang diketuai Solihin. Solihin yang juga ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan ( LSM-IPMPL) telah membudidayakan Geronggang sejak delapan tahun lalu.
Sebagai Demplot, pihaknya juga menyediakan bibit Geronggang (hasil penangkaran) dalam jumlah besar untuk dijual ke sejumlah daerah di luar Kabupaten Bengkalis.
Saat ini, Solihin dan kawan-kawan tengah menjadikan Demplot sebagai Agroforestri dengan sistem tumpang sari. Beraneka tanaman pertanian seperti kacang panjang, mentimun, sorgum (tahap uji coba) dan tanaman pangan lainnya ditanam diantara pohon Geronggang.
Terkait kunjungan Kapolda ke Demplot, ungkap Solihin, merupakan dukung moril yang kuat untuk menyelamatkan kawasan hutan Pulau Bengkalis yang kondisinya sangat memprihatikan.
Dalam waktu dekat pihaknya akan menjalin kerjasama dengan Polda Riau dalam melestarikan kawasan hutan gambut yang rusak (gundul) maupun kawasan areal penggunaan lain (APL) di Riau. Salah satunya menanam pohon Geronggang di lahan milik Polda Riau.
“Bentuk keseriusan pak Kapolda, kami diundang ke Mapolda untuk membahas rencana penanaman pohon Geronggang di lahan milik Polda. Hal itu dapat merangsang masyarakat umum dan pemerintah daerah bergerak menghutankan kembali kawasan gambut yang gundul dengan tanaman endemik, salah satunya pohon Geronggang,” ungkap Solihin mengapresiasi program Polda Riau dengan program Green Policing.
Dalam kunjungan tersebut, Kapolda Riau juga menanam beberapa pohon geronggang dan tanaman pangan di Demplot yang dikelola oleh Solihin.
Pada kesempatan itu, Solihin juga mengajak Irjen Herry Heriyawan yang pernah menjadi staf Mendagri untuk melihat embung berukuran lima meter kali lima meter untuk mengantisipasi Kebakaran Lahan dan Hutan sekaligus persediaan air untuk menyiram tanaman tumpang sari.
Sebagai informasi, Pulau Bengkalis merupakan salah satu pulau terluar Indonesia berdasarkan Kepres Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-pulau Kecil Terluar.
Sebagai beranda Indonesia, kondisi hutan alam (didominasi mangrove) Pulau Bengkalis sedang tidak baik-baik saja.
Sepuluh tahun belakangan deforestasi (penggundulan hutan) mangrove terjadi besar-besaran. Hilangnya tutupan hutan secara skala besar menyebabkan hilangnya habitat, berubahnya iklim, serta memicu bencana lingkungan seperti banjir, longsor dan abrasi.
Penyebabnya antara lain, konversi hutan mangrove untuk perkebunan (kelapa sawit), tambak udang, penebangan kayu ilegal (untuk cerocok bangunan dan arang) kebakaran hutan, hingga pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. (Rudi)