Ojenews.com Rohul Riau
Negeri Seribu Suluk,-5 (lima) Luhak yang ada di Negeri seribu Suluk ini yaitu Luhak Rambah, Luhak Kepenuhan, Luhak Tambusai, Luhak Kunto dan Luhak Rokan, masing- masing luhak memiliki cara adat dan istiadat atau azam lazim tersendiri dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya, sesuai kata adat ; Lain Lubuk lain Ikan, lan padang lain bilalang.
Khususnya merayakan
Hari raya Idul fitr secara Adat di Luhak Kepenuhan Negeri BERADAT ( Bersih, Elok, Ramah, Agamis, Dinamis, Akademis dan terpimpin ) merupakan tradisi dan budaya yang turun temurun dilaksanakan secara adat setiap tahunnya di awal bulan syawal, dan biasanya dikenal jugs dengan nama atau sebutan perayaan hari raya kedua sesuai kata adat kita : Adat bersendikan syara’ dan Syara’ bersendikan Kitabullah, demikian disampaikan oleh Ismail Dt Podano Montoi gelar kurnio adat dari Lembaga Kerapatan Adat ( LKA ) Luhak Kepenuhan ini.
Maksud dari penamaan hari raya kedua ini adalah setelah melaksanakan sholat idul fitri tanggal 1 syawal di hari pertamo hari raya, maka hari besok nya hari kedua bulan syawal dilaksanakan pula perayaan hari raya secara adat di Luhak Kepenuhan, namun penentuan hari kedua ini melihat waktu dan situas jari raya tanggal 1 syawal nya, kadang boleh jadi hari ketiga, hari keempat dan atau hari kelima di bulan syawal, namun tetap dinamakan hari raya kedua. Dan keputusan diambil dalam rapat panitia pelaksana dengan persetujuan LKA Luhak Kepenuhan, sambung sang Datuk
Budayawan Riau, Raja Ali Haji pada Gurindam 12 Pasal V yaitu, Jika Hendak Mengenal Suatu Bangsa, lihatlah Kepada Budi dan Bahasanya.
Begitu pula hal dengan perayaan perayaan adat di Luhak Kepenuhan ini.
Dimano puncak acara dari lebaran kedua ini adalah penaikan kebesaran Tunggul Adat se bagai tanda kebesaran dari 10 suku yang ada di Luhak Kepenuhan ditamhah dengan tunggul adat Dubalang, tunggul adat Iman di balai dan tunggul adat Iman dipadang sobuik Ismail Datuk Podano Montoi yang juga mantan Ketua Umum Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau Yogyakarta (KAPEMARY) Komisariat Rokan Hulu periode 2011- 2016.
Penaikan Tunggul Adat ini merupakan tanda kebesaran adat, dimano urutan ponaikan nya dinaikkan ssecara bergantian berurutan sesuai dengan ketentuan adat yaitu :
Pertama, Tunggul adat berwarna Merah merupukan tunggul adat Dubalang Ompek Dibalai yaitu Dubalang Juan Polawan, Dubalang Majo Sunao, Dubalang Majo Samo, dan Dubalang Paduko Suamo.
Kedua Tunggul Adat berwarna Kuning kunyit merupukan tunggul adat Suku Tigo Piak yaitu Suku Bangsawan dengan Gelar Pucuk sukunya Dt. Juntuan mudo, Suku Anak ajo-ajo dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Sultan Ibrahim, dan Suku Nan Soatuih dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Naindo.
Ketiga, Tunggul adat berwarna Hitam merupakan Suku Nan Tujuh Di Luhak Kepenuhan yakni Suku Melayu dengan gelar Pucuk sukunya Datuk Bondaro Sakti, Suku Moniliang dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Rangkayo Maharajo, Suku Pungkuik dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Julelo. Suku Kandang Kopuh dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Bijianso, Suku Maih dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Tomonggong, Suku Kuti dengan gelar Pucuk Sukunya Datuk Majo Nando dan Suku Ampu dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Bosa.
Keempat, Tunggul adat berwarna Putih merupakan tunggul sdat Imam Ompek Dibalai yaitu Tuan Imam Majo Saih, Tuan Imam Majo, Tuan Imam Zainudin dan Tuan Imam Majo Lano
Kelima, Tunggul Adat berwarna Hijau Merupakan Tunggul Adat Imam Dipadang yaitu Tuan Imam Poang, Tuan Imam Majo Pokih, Tuan Imam Ibrahim, Tuan Imam Kholipah dan Tuan Imam Mahade.
Dalam penaikan tunggul- tunggul adat kebesaran ini langsung dipimpin oleh pucuk suku yang sepuluh di Luhak Kepenuhan yang telag disiapkan lokasinya dikuti oleh Tungkek, induk, mato buah poik, kurnio suku dan induk serta anak kemenakan dari masing- masing suku, kemudian dubalang nan ompek, imam dibalai dan Imam dipadang, dengan dipandu oleh juru bicara yang telah ditetapkan setingkat datuk untuk menceritakan sejarah dan tanda kebesaran dari masing-masing tunggul adat tersebut.
Seluruh suku, dubalang, imam dibalai dan imam dipadang sudah di posisi tiang tunggul adat dan kain bendera masing- masing siap untuk di naikkan atau dikibarkan yang di pandu oleh juru bicara tadi dengan menceritakan sejarah dan kebesaran masing- masing tunggul adat dinaikkan berdasarkan urutan yang telah menjadi ketentuan adat
Sedangkan untuk tinggi kain tunggul adat ini ada yang berbeda sedikit dan ada sejarah nya yaitu seperti tunggul adat Suku Maih agak lebih pendek sesikit dari yang lain nya karna sayang sama anak kemenakan nya maka kain ini dikoyak atau dipotong dibagian bawahnya dan tunggul adat Suku Kuti dengan menambah replika ikan, karna sejarah biar sama menikmati atau sam dapek bau nya jadilah. Begitu pula dengan yang lain nya memiliki sejarah dan kebesaran masing- masing. Jelas ismail Penulis Buku Petatah Pototih Luhak Kepenuhan yang dilengkapi dengan Ayat Al- Quran dan Hadits nabi
Muhammad.
Untuk lebih lengkap dari kisah atau sejarah penaikan dan kebesaran tunggul adat ini, bisa kunjungi dan di baca di www.luhakkepenuhan.com yang tahun ini hampir memasuki usia nya yang ke sembilan tahun per tanggal 13 Juli 2022. dan Alhamdulillah pengunjung nya sudah sampai satu setengah juta pengunjung di www.luhakkepenuhan.com kata smail Dt Podano Montoi pendiri dari website ini.
Dari penaikan kebesaran tunggul adat ini lah lahir ide, gagasan dan pemikiran, sehingga bisa menemukan 5 warna yaitu secara berurutan Merah, Kuning, Hitam, Putih dan Hijau yang meruoakan dan dijadikan icon dan warna dari Adat Luhak kepenuhan. Ilham dan Hidayah ini datang dari Allah, Alhamdulillah Wa Syukurillah dan ini kami dapatkankan semenjak tahun 1993 sampai 2020 sewaktu melakukan penelitian, penulisan, dilanjutkan dengan pengkajian Tombo Adat I dan pengkajian tombo adat II di Balai Adat Luhak Kepenuhan sampai terbit nya beberapa buah buku tentang Adat Luhak Kepenuhan. Suatu penelusuran dan pencarian yang membutuhkan waktu yang lama seki sehingga dapatah coak 5 warna ini, samong Ismail Ponulis Buku Sejarah dan Adat Istiadat Masyarakat Kepenuhan.
Sedangkan pelaksana atau panitia kegiatan ini setingkat Induk ( berjenjang naik bertangga turun ) yang ditunjuk berdasarkan musyawarah di Balai Adat Luhak Kepenuhan. agenda lain selain puncak acara penaikan tunggul adat tadi adalah pembacaan Gema wahyu ilahi, pencak silat yang diiringi alat musik gong, sepatah kata dari panitia, sekapur sirih dari anak kemenakan dan induk serta kata nasehat dari Ketua Lembaga Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan.
Dan diakhiri dengan ceramah agama, do’a, makan bersama dan bersalaman minal aidin wal Faizin mohon maaf lahir dan bathin. Untuk tahun ini, Kegiatan penaikan kebersaran tunggul adat dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Syawal 1443 H atau bertepatan pada tanggal 4 Mei 2022 M di Balai Adat Luhak Kepenuhan.
Harapan kita bersama kedepannya, untuk tahun 2023 atau 1444 H yang akan datang agenda kegiatan penaikan kebesaran tunggul adat dan agenda perlimauan secara adat di Luhak Kepenuhan sudah bisa masuk dalam agenda tahunan destinasi wisata dan budaya tingkat Provinsi Riau dan kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu bisa hadir dalam memberikan dukungan sehingga iven ini juga bisa jadi iven tahunan di Negeri Seribu Suluk, inok tomuek tangan ko niupun kami tampongkan, harap Ismail Dt Podano Montoi penerima Anugrah Tokoh Budaya Riau ini.